Jika Anda mengelola beberapa restoran, Anda tahu betapa menantangnya menjaga semuanya tetap berjalan lancar. Anda memerlukan cara yang jelas untuk mengukur keberhasilan, tidak hanya melihat penjualan harian. Di sinilah KPI (Key Performance Indicators) berperan. Angka-angka ini membantu Anda memahami apa yang berjalan baik dan apa yang tidak, sehingga Anda bisa mengambil keputusan yang lebih tepat.
Dalam blog ini, kita akan membahas KPI terpenting yang harus dipantau di semua lokasi restoran Anda. Angka-angka ini akan membantu Anda melihat tren, memangkas biaya yang tidak perlu, dan meningkatkan keuntungan.
Apa itu KPI dan Mengapa Harus Dipantau?
KPI adalah nilai terukur yang menunjukkan seberapa baik bisnis Anda berjalan. KPI membantu Anda melacak progres menuju tujuan. Tanpa KPI, Anda hanya menebak-nebak.
Bagi restoran multi-outlet, memantau KPI jauh lebih penting. Anda tidak bisa berada di semua lokasi sekaligus, jadi angka-angka ini memberi gambaran jelas tentang performa tiap outlet. KPI membantu Anda membandingkan kinerja antar outlet, mengidentifikasi masalah lebih awal, dan mencegah kerugian besar.
Menurut penelitian National Restaurant Association, restoran yang rutin memantau KPI memiliki margin keuntungan 15–20% lebih baik dibanding yang tidak. Itu perbedaan besar saat Anda mengelola beberapa lokasi.
KPI Terpenting untuk Restoran Multi-Outlet
1. Penjualan Kotor per Meter Persegi
Mengukur efisiensi pemanfaatan ruang.
Rumus: Total penjualan ÷ total luas restoran.
Semakin tinggi angka, semakin efektif penggunaan ruang.
2. Penjualan Kotor per Biaya Sewa
Membandingkan penjualan dengan biaya sewa bulanan.
Rumus: Total penjualan ÷ biaya sewa bulanan.
Rasio ideal adalah 8 atau lebih. Jika di bawah, bisa jadi sewa terlalu tinggi dibanding pendapatan.
3. Cash Burn Rate (Tingkat Pembakaran Kas)
Mengukur seberapa cepat Anda menghabiskan uang sebelum untung.
Rumus: Pendapatan bulanan – pengeluaran bulanan.
Burn rate tinggi = risiko keuangan besar, perlu tingkatkan penjualan atau kurangi biaya.
4. Overhead Rate (Tingkat Biaya Tetap)
Persentase penjualan yang digunakan untuk biaya tetap (sewa, gaji, utilitas).
Rumus: Total biaya tetap ÷ total penjualan × 100.
Idealnya 25–35%. Jika lebih, Anda harus evaluasi biaya.
5. Table Turnover Rate (Tingkat Pergantian Meja)
Seberapa sering meja terisi dalam periode tertentu.
Rumus: Jumlah pelanggan ÷ jumlah kursi.
Rata-rata restoran full-service: 2–3 kali per jam makan.
6. Persentase Biaya Bahan Makanan (Food Cost Percentage)
Menunjukkan berapa persen penjualan makanan digunakan untuk bahan.
Rumus: Total biaya bahan ÷ total penjualan makanan × 100.
Ideal: 28–35%. Jika lebih, evaluasi supplier, porsi, atau harga menu.
7. Tingkat Retensi Pelanggan (Customer Retention Rate)
Mengukur seberapa banyak pelanggan kembali.
Rumus: (Total pelanggan – pelanggan baru) ÷ jumlah pelanggan awal × 100.
Rata-rata ideal: 30%. Jika lebih rendah, tingkatkan kualitas layanan, makanan, atau program loyalitas.
Cara Menggunakan KPI Secara Efektif
Memantau KPI hanyalah langkah pertama. Tinjau secara rutin (mingguan/bulanan) untuk melihat tren. Bandingkan antar outlet agar tahu mana yang unggul dan mana yang perlu perbaikan.
Gunakan data ini untuk mengambil keputusan nyata:
- Turnover meja rendah? Latih staf agar lebih efisien.
- Persentase biaya makanan tinggi? Kurangi pemborosan atau cari supplier baru.
Dengan memantau KPI, Anda mendapat gambaran jelas tentang bisnis dan bisa membuat keputusan cerdas untuk menjaga profit di semua outlet.
Anda juga bisa menggunakan EasyEat untuk melacak metrik penting seperti penjualan harian, table turnover rate, food cost percentage, dan lainnya. Hubungi kami sekarang untuk mengetahui lebih banyak manfaat dari pelacakan KPI dan keuntungan tambahan dengan EasyEat.